Search

Senin, 08 Mei 2017

Definisi Al-Maqamat Dan Al-Ahwa

RESUME

DEFINISI AL-MAQAMAT DAN AL-AHWAL
Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, MA


Oleh :

Nama         : MUHAMMAD HARIYANTO    
NIM           : 0705163067


UNIVERSITAS ISLAM  NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI FISKA

2017

BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Masalah
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia,yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar.Banyak pengertian tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf ,tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh.
Al-Maqamat di dalam tasawuf mempunyai arti sebagai tingkatan antara seorang hamba dengan Allah Swt.yang dibangun atas dasar pelaksanaan ibadah ,mujahadah,riyadhah,dan kebersamaan dengan-Nya.Didalam tasawuf ,banyak teori yang menyebut karakter-karakter keluhuran yang seharusnya dimiliki oleh manusia.Karakter-karakter tersubut tergambar dalam konsep-konsep yang salah satunya adalah maqamat.Sedangkan Al-Ahwal diartikan sebagai makna yang hadir dalam hati tanpa unsur kesengajaan,upaya,latihan,dan pemaksaanseperti gembira ,sedih lapang,sempit,rindu ,gelisah,takut,dan gemetar.
Namun perlu dicatat,maqamat dan ahwal tidak   dipisahkan .Keduanya ibarat dua sisi dalam satu mata uang .Keterkaitan antar keduanya dapat dilihat dalam kenyataan bahwa maqam  menjadi persyaratan menuju tuhan dan dalam maqam akan ditemukan kehadiran ahwal.Untuk itu penulis akan membahas tentang maqam dan ahwal dalam tasawuf.

B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Al-Maqamat?
2. Apa yang dimaksud dengan Al-Ahwal ?

C.Tujuan Pembahasan
1.Untuk mengetahui pengertian Al-Maqat
2.Untuk mengetahui pengertian Al-Ahwal



BAB II
PEMBAHASAN
DEFENISI AL-MAQAMAT DAN AL-AHWAL



Karya-karya para sufi telah menunjukkan bahwa tasawuf sebagai disiplin ilmu dirancang sebagai media informasi bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.sehingga para penempuh jalan tasawuf (al-murid/al-salik)akan dapat meraih kemantapan tauhid dan makrifat.Sebab itu, para sufi  menyusun teori mengenai usaha-usaha untuk menempuh perjalana spritual (thariqah)berupa tangga-tangga pendakian spritual yang disebut al-maqamat.[1]Hakikat al-maqamat dapat dilihat dari karya-karya sufi yang biasanya juga diiringi  kajian tentang al-ahwal,sebab keduanya tidak bisa dibahas secara terpisah.Dalam kitab al-Luma’al-Thusi menjelaskan bahwa maqamat adalah tingkatan antara seorang hamba dengan Allah Swt.yang dibangun atas dasar pelaksanaan ibadah,mujahadah,riyadhah,dan kebersamaan dengan –Nya.Teori al-maqamat sesuai dengan Q.S.Ibrahim/14:14, dan Q.S.al-Shaffat/37:164.Sedangkan Al-Ahwal adalah keadaan hati (qalb)seorang sufi sebagai akibat dari kemurnian zikirnya.
Abu al-Najib al-Suhrawardi dan al-Qusyairi memberikan penjelasan mengenai al-maqamat dan al-ahwal.Dalam Adab al-Muridin ,Abu al Najib al-Suhrawardi ,al-maqamat adalah tingkatan spritual seorang hamba dalam ibadah dihadapan Allah Swt.Dalam Risalah al-Qusyairiyyah,al-Qusyairi menjelaskan bahwa al-maqamat adalah tingkatan spritual yang akan diraih salik dengan jalan mujahaddah dan mengamalkan adab-adab,perilaku,dan sikap tertentu,serta riyadhah.
Mengenai al-ahwal dan perbedaannya dengan al-maqamat,al-Qusyairi menjelaskan: “Al-hal menurut kaum (sufi) adalah makna yang hadir dalam hati tanpa unsur kesengajaan,upaya,latihan,dan pemaksaan seperti gembira,sedih lapang,sempit,rindu,gelisah,takut,dan gemetar.Al-hal merupakan pemberian,sedangkan al-maqamat merupakan hasil usaha.Al-hal datng dari Allah kedalam jiwanya (sufi),sedangkan al-maqamat merupakan hasil usaha dengan mujahadah secara terus menerus.Pemilik al-maqam memungkinkan dapat menduduki al-maqam secara tetap ,sedangkan pemilik al-hal sering mengalami naik turun sesuai keadaan hatinya”.
Dengan demikian ,al-maqamat adalah tingkatan –tingkatan spritual seorang sufi ,dari tingkatan paling mendasar sampai tingkatan tertinggi,yaitu dekat dengan Allah Swt.,yang diperoleh salik secara mandiri melalui pelaksanaan ibadah,mujahadah,dan riyadhah secara terus menerus .Al-ahwal merupakan keadaan hati seorang salik yang bukan merupakan hasil usahanya secara mandiri ,melainkan pemberian dari Allah Swt.
Para sufi telah merumuskan ssusunan al-maqamat dan al-ahwal secara berbeda,sebagai dampak dari perbedaan pengalman spritual mereka ,bahkan sebagai sufi menerangkannya secara simbiolis melalui novel-novel mistis yang sebenarnya menjelaskan perjalanan spritual seorang salik menuju Allah Swt.Sekedar contoh mengenai al-maqamat ,dari tingkatan paling awal yang harus dilewati seorang salik sampai tingkat tertinggi yang mungkin dicapainya,al-Thusi(w.988M) menyebutkan bahwa tingkatan al-maqamat adalah diawali dari tobat (al-taubah),warak(wara’),zuhud(al-zuhd),kefakiran(al-faqr),sabar(al-shabr),tawakaal(al-tawakkul),kerelaan(al-ridha).Mengenai al-ahwal,para sufi telah menyebutkan beberapa keadaan hati seorang salik yang dirasakan selama melewati beragam tingkatan spriitual.Menurut al-Thusi ,diantara al-ahwal adalah al-muraqabah,al-qurb,al-mahabbah,al-khauf,al-raja,al-syawq,al-uns,al-thuma’ninah,al-musyahadah,dan al-yaqin.
[2]Dalam ilmu tasawuf maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah  berdasakan apa yang telah diusahakan ,baik melalui riyadhah ,ibadah,maupun mujahaddah.Sedangkan al-ahwal adalah kedudukan atau situasi kejiwaan yang di anugrahkan Allah kepada seorang hamba pada suatu waktu,baik sebagai buah dari amal saleh yang mensucikan jiwa atau sebagai pemberian semata.
















BAB III
PENUTUP

            Dapat disimpulkan pengertian al-maqamat dan al-ahwal ,bahwa al-maqamat adalah tingkatan –tingkatan spritual seorang sufi ,dari tingkatan paling mendasar sampai tingkatan tertinggi,yaitu dekat dengan Allah Swt.,yang diperoleh salik secara mandiri melalui pelaksanaan ibadah,mujahadah,dan riyadhah secara terus menerus .Al-ahwal merupakan keadaan hati seorang salik yang bukan merupakan hasil usahanya secara mandiri ,melainkan pemberian dari Allah Swt.Atau bisa di defenisikan maqamat  adalah kedudukan hamba dalam pandangan Allah  berdasakan apa yang telah diusahakan ,baik melalui riyadhah ,ibadah,maupun mujahaddah.Sedangkan al-ahwal adalah kedudukan atau situasi kejiwaan yang di anugrahkan Allah kepada seorang hamba pada suatu waktu,baik sebagai buah dari amal saleh yang mensucikan jiwa atau sebagai pemberian semata.







DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Rosihon.2010.Akhlak Tasawuf.Bandung:CV.Pustaka Setia
Ja’far.2016.Gerbang Tasawuf.Medan:Perdana Publishing








[1]Ja’far,Gerbang Tasawuf (Medan : Perdana Publishing,2016 ),hlm 48-52.
[2] Rosihon Anwar ,Akhlak Tasawuf  (Bandung : CV.Pustaka Setia,2010),hlm 104.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar