Search

Senin, 12 Juni 2017

AL-AHWÂL

RESUME

AL-AHWÂL



Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, MA



Oleh :

Nama         : MUHAMMAD HARIYANTO    
NIM           : 0705163067



UNIVERSITAS ISLAM  NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI FISKA

2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar.
Cikal bakal lahirnya tasawuf adalah dari sikap dan perilaku muslim yang senantiasa menghindari kemewahan dalam kehidupan dunia dan senantiasa tekun beribadah. Inti dari tasawuf adalah pendidikan akhlak memerangi hawa nafsu dan membersihkan hati agar semakin dekat dengan Allah Swt. Oleh karena itu, diperlukan pemaham yang mendalam tentang maqamat dalam tasawuf agar tujuan tasawuf dapat terwujud.

B.      Rumusan Masalah

1.        Apa yang dimaksud dengan al-ahwal.
2.        Tahapan-tahapan al-ahwal dalam tasawuf.


C.     Tujuan

1.        Untuk mengetahui penjelasan dari al-ahwal.
2.        Untuk mngetahui penjelasan dari tahapan-tahapan al-ahwal dalam tasawuf.



PEMBAHASAN


A.     Al-Ahwâl
Secara bahasa, ahwâl merupakan jamak dari kata tunggal hal yang berarti keadaan sesuatu (keadaan rohani). hal adalah keadaan rohani seorang hamba ketika hatinya telah bersih dan suci. Hal berlainan dengan maqâm, hal tidak menentu datangnya, terkadang datang dan perginya berlangsung cepat, yang disebut lawaih  dan ada pula yang datang dan perginya dalam waktu yang lama, yang disebut bawadih. Maqâm diperoleh melalui usaha, sedangkan hal bukan diperoleh melalui usaha,  akan  tetapi  anugerah  dan  rahmat  dari  Tuhan.  Maqâm  sifatnya  permanen,
sedangkan hal sifatnya tidak kekal dalam diri seseorang.1
Dalam kitab al-Luma‘, al-Thûsî menjelaskan bahwa al-ahwâl adalah keadaan hati (qalb) seorang sufi yang bukan merupakan hasil secara mandiri, melainkan pemberian dari Allah Swt. Sebagian sufi pernah menyebut beberapa contoh al-ahwâl adalah al-murâqabah, al-khauf, al-rajâ’, dan al-syawq.2

1.        Al-Murâqabah
Seorang hamba memiliki keadaan al-murâqabah, yakni keyakinan seorang sâlik bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah Swt dalam berbagai aktivitasnya,  sehingga ia hanya akan melakukan amal kebaikan dalam hidupnya.
2.        Takut (al-khauf)
Al-khauf adalah keadaan seorang hamba yang hanya takut kepada Allah Swt.  Rasa takut kepada Allah Swt bermakna takut atas siksaan-Nya, sehingga seorang hamba akan melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
3.        Harap (al-rajâ’)
Harapan seorang hamba kepada Allah Swt, berharap semua amal, tobat, dan ampunannya diterima Allah Swt.
4.        Rindu (al-syawq)
Rindu merupakan keinginan kuat hati untuk menemui dan melihat kekasih sejatinya, yakni Allah Swt.

1 Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi  (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h.200.
2 Dr. Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.85-90.


DAFTAR PUSTAKA


Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf. Medan: Perdana Publishing.


Yusuf,Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar