RESUME
Fakir Dan Sabar
Dosen
Pengampu : Dr. Ja’far, MA
Oleh :
Nama : MUHAMMAD HARIYANTO
NIM : 0705163067
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI FISKA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu
fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani
manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini
seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta
mengamalkan secara benar.
Cikal bakal lahirnya tasawuf adalah
dari sikap dan perilaku muslim yang senantiasa menghindari kemewahan dalam
kehidupan dunia dan senantiasa tekun beribadah. Inti dari tasawuf adalah
pendidikan akhlak memerangi hawa nafsu dan membersihkan hati agar semakin dekat
dengan Allah Swt. Oleh karena itu, diperlukan pemaham yang mendalam tentang
maqamat dalam tasawuf agar tujuan tasawuf dapat terwujud.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Fakir.
2.
Apa yang dimaksud dengan Sabar.
C.
Tujuan
1.
Mendeskripsikan pengertian Fakir.
2.
Mendeskripsikan pengertian Sabar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kefakiran (al-faqr)
Dalam terminology Alquran, istilah
fakir berasal dari bahasa Arab yaitu
faqura, yafquru, faqran yang artinya miskin. Istilah faqr bermakna
kemiskinan.1 Fakir secara etimologi artinya membutuhkan atau memerlukan. Kata
fakir mengandung pengertian miskin terhadap spiritual atau hasrat yang sangat
besar terhadap pengosongan jiwa untuk
menuju kepada Allah.
Dalam sufi pengertian fakir
menunjukkan kepada seseorang yang telah mencapai akhir
“lorong spiritual”. Jika maqam fakir telah sampai pada puncaknya, yaitu
mengosongkan seluruh hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa saja selain
Tuhan, maka maqam itu merupakan perwujudan penyucian hati secara keseluruhan
terhadap apa yang selain-Nya.2
Sikap faqr penting dimiliki oleh
orang yang berjalan di jalan Allah, karena kekayaan atau kebanyakan harta
memungkinkan manusia lebih dekat pada kejahatan, dan sekurang-kurangnya membuat
jiwa tertambat pada selain Allah. Faqr adalah
orang yang tidak butuh dunia hanya mementingkan akhirat. Secara harfiah
Faqr biasa diartikan sebagai orang yang tidak butuh dunia.3
Menurut al-Ghazâlî, fakir dapat
bermakna tidak memiliki harta. Menurutnya, ada lima tingkatan fakir, dua
diantaranya yang paling tinggi derajatnya, yakni seorang hamba yang tidak suka
diberi harta, merasa tersiksa dengan harta, dan menjaga diri dari kejahatan dan
kesibukan untuk mencari harta; dan seorang hamba tidak merasa senang bila
mendapatkan harta, dan tidak merasa benci bila tidak mendapatkan harta.4
B.
Sabar (al-shabr)
Kata sabar berasal dari bahasa Arab
yaitu shabara, yashbiru, shabran, maknanya adalah mengikat, bersabar,
menahan dari larangan hukum, dan menahan
![]() |
1 Dr. Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.68.
2 Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amza, 2012),
h.172-173.
3 Rosihun Dkk., Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.71.
4 Dr. Ja’far, MA, Op.cit.,
h.71.
diri dari kesedihan. Dalam bahasa Indonesia, sabar bermakna tahan
menghadapi cobaan dan tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu
nafsu.5
Dalam persektif tasawuf, sabar
berarti menjaga adab pada musibah yang menimpanya, selalu tabah dalam menjalankan
perintah Allah Swt dan menjauhi segala
larangan-Nya serta tabah menghadapi segala peristiwa. Sabar merupakan kunci
sukses orang beriman. Sabar itu seperdua dari iman karena iman terdiri dari dua
bagian, setengahnya adalah sabar dan setengahnya lagi syukur, baik itu ketika
bahagia maupun dalam keadaan
susah. Makna sabar menurut ahli sufi pada dasarnya sama,
yaitu sikap menahan diri terhadap apa yang
menimpanya.6
Al-Thûsî membagi sabar menjadi 3
jenis yakni, sabar kaum awam yaitu menjaga jiwa agar tetap kokh dalam kesabaran
dan tetap konsisten dalam kekuatannya, kesabaran kaum zuhud yaitu
rasa takut dan sikap sabar kepada Allah
dalam harapan untuk memperoleh ganjaran di akhirat, kesabaran ahli
hikmah yaitu merasakan kebahagiaan walaupun ditimpa musibah.7
![]() |
5 Ibid, h.71.
6 Margiono, Akidah Akhlak Kelas 11 MA, (Bogor: Yudhistira, 2011), h.92.
7 Dr. Ja’far, MA, Op.cit.,
h.74.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dalam terminology Alquran, istilah
faqr bermakna kemiskinan. Fakir secara etimologi artinya membutuhkan atau memerlukan.
2.
Menurut al-Ghazâlî, ada lima
tingkatan fakir, dua diantaranya yang paling tinggi derajatnya, yakni seorang
hamba yang tidak suka diberi harta, merasa tersiksa dengan harta, dan menjaga
diri dari kejahatan dan kesibukan untuk mencari harta; dan seorang hamba tidak
merasa senang bila mendapatkan harta, dan tidak merasa benci bila tidak
mendapatkan harta.
3.
Kata sabar berasal dari bahasa Arab
yaitu shabara, yashbiru, shabran, maknanya adalah mengikat, bersabar, menahan
dari larangan hukum, dan menahan diri dari kesedihan. Dalam bahasa Indonesia,
sabar bermakna tahan menghadapi cobaan dan tabah, tenang, tidak tergesa-gesa,
dan tidak terburu nafsu.
4.
Al-Thûsî membagi sabar menjadi 3
jenis yakni, sabar kaum awam yaitu menjaga jiwa agar tetap kokh dalam kesabaran
dan tetap konsisten dalam kekuatannya, kesabaran kaum zuhud yaitu rasa takut
dan sikap sabar kepada Allah dalam harapan untuk memperoleh ganjaran di
akhirat, kesabaran ahli hikmah yaitu merasakan kebahagiaan walaupun ditimpa musibah.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,Samsul
Munir. 2012. Ilmu Tasawuf. Jakarta:
Amza. Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf. Medan:
Perdana Publishing.
Margiono.
22011. Akidah Akhlak Kelas 11 MA.
Bogor: Yudhistira. Rosihun Dkk. 2000. Ilmu
Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar